Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang, silahkan tanyakan sesuatu

Pertanian Yang Adaptif Terhadap Perubahan Iklim

  • 27/02/2024 16:05:12
  • By : Administrator
  • 1190
Pertanian Yang Adaptif Terhadap Perubahan Iklim

Oleh : Susmawati, S.P.,MP

Widyaiswara Ahli Madya BBPP Binuang

 

 

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor strategis di Indonesia yang berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi dan penyedia lapangan pekerjaan. Namun, sebagai negara agraris, kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi nasional kian menurun. Salah satu penyebabnya adalah perubahan iklim yang tidak menentu dan memberikan dampak besar bagi keberlangsungan sektor pertanian.

 

 

Perubahan iklim global disebabkan oleh peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang mendorong kenaikan suhu bumi. Dampak negatif perubahan iklim ini terasa pada sektor pertanian, di mana tiga unsur iklim dan komponen alam yang erat kaitannya dengan pertanian mengalami perubahan:

1. Kenaikan Suhu Udara: Suhu udara yang meningkat berdampak pada unsur iklim lainnya, terutama kelembapan dan dinamika atmosfer. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan meningkatkan risiko hama penyakit.

2. Perubahan Pola Curah Hujan: Perubahan pola curah hujan, seperti musim kemarau panjang dan hujan badai ekstrem, dapat mengganggu ritme pertanian dan menyebabkan gagal panen.

3. Meningkatnya Intensitas Kejadian Iklim Ekstrem: Kejadian iklim ekstrem seperti El-Nino dan La-Nina dapat menyebabkan kekeringan, banjir, dan tanah longsor yang berakibat pada kerusakan tanaman dan infrastruktur pertanian.

 

 

Perubahan iklim ini berakibat langsung pada pergeseran musim, menyulitkan petani menentukan masa tanam dan panen. Fluktuasi suhu dan kelembapan udara yang meningkat juga mendorong pertumbuhan hama dan penyakit tanaman. Dampak perubahan iklim menjadi isu strategis karena mengancam kepentingan nasional. Peningkatan temperatur global memicu musim kemarau panjang dan hujan badai ekstrem yang mengganggu ritme pertanian di Indonesia.

 

 

Disisi lain tidak bisa dipungkiri bahwa hamper semua aktivitas pertanian sangat bergantung pada alam, yang tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh teknologi. Kekurangan air dapat mengakibatkan kegagalan panen dan membuat petani jatuh miskin. Siklus ini harus diputus dengan membangun sistem pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim.

 

 

Untuk mengatasi hal tersebut upaya-upaya nonstruktural dapat dilakukan untuk membangun sistem pertanian adaptif, antara lain:

1. Pemetaan Komoditas Sesuai Iklim:

Setiap tanaman memiliki kebutuhan tanah dan cuaca (iklim) yang spesifik. Pemetaan komoditas sesuai iklim akan memastikan peluang produktivitas yang tinggi.

2. Mengembangkan Varietas Tanaman yang Tahan Banting:

Varietas tanaman yang berumur genjah, berdaya hasil tinggi, dan toleran terhadap stres lingkungan seperti kenaikan suhu, kekeringan, dan hama penyakit perlu dikembangkan.

3. Memanfaatkan Informasi Iklim:

Informasi iklim seperti perkiraan curah hujan dan musim dapat membantu petani dalam menyusun perencanaan dan pengambilan keputusan.

4. Meningkatkan Teknologi Pengolahan Tanah dan Tanaman:

Teknologi seperti tanpa olah tanah dan irigasi berselang dapat meningkatkan daya adaptasi tanaman dan menghemat air.

5. Mengembangkan Sistem Perlindungan Usaha Tani:

Asuransi pertanian dapat membantu petani dalam menghadapi kegagalan panen akibat perubahan iklim.

Upaya-upaya nonstruktural ini penting, tetapi tidak cukup. Upaya struktural seperti perbaikan dan pembangunan infrastruktur juga diperlukan. Kombinasi upaya struktural dan nonstruktural akan memungkinkan pembangunan sistem pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim. Sistem pertanian adaptif ini akan menjadi perisai bagi petani agar tidak terlalu menderita akibat perubahan iklim.

 

 

Ancaman Lain Terhadap Ketahanan Pangan:

Selain perubahan iklim, terdapat tiga ancaman lain yang memengaruhi kemampuan Indonesia menyediakan pangan di masa depan:

a.      Pertambahan jumlah penduduk yang tinggi

b.      Kemiskinan dan keguraman petani

c.      Konversi lahan pertanian ke nonpertanian yang tak terkendali

Konversi lahan pertanian merupakan ancaman serius. Jika konversi lahan terus berlangsung dengan kecepatan 0,77% per tahun, peningkatan IP padi dalam mengurangi dampak negatif kenaikan suhu tak terlalu efektif

 

 

Referensi :

https://bakri.uma.ac.id/dampak-perubahan-iklim-terhadap-pertanian-dan-cara-mengatasinya/

 

https://www.neliti.com/id/publications/30954/upaya-sektor-pertanian-dalam-menghadapi-perubahan-iklim

 

https://sil.ui.ac.id/dampak-perubahan-iklim-terhadap-pertanian-di-indonesia/

 

https://environment-indonesia.com/articles/pertanian-adaptif-iklim/

 

https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/cdj/article/view/18578/13731/sektor pertanian dalam menghadapi perubahan iklim