(INTAN KURNIANINGRUM, S.P., M.T.P)
Pupuk organik dapat dibedakan menjadi dua yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Selama ini limbah dari ternak yang sering dimanfaatkan adalah berasal dari kotorannya saja untuk dijadikan pupuk organic pada berupa pupuk kompos. Sedangkan limbah ternak berupa cairannya yaitu berupa urin belum banyak yang mengolahnya menjadi pupuk organik cair. Hal ini dikarenakan proses penampungan dari limbah cair ternak cukup sulit dan memiliki bau yang cukup menyengat padahal kandungan hara yang dimiliki oleh urin lebih tinggi dibandingkan dengan limbah padat (Phrimantoro, 1995).
Penggunaan pupuk organik cair (POC) memberikan keuntungan, yaitu dapat disiramkan ke akar maupun ke tanaman dan menghemat tenaga. Selain itu penyiraman juga bertujuan untuk menjaga kelembaban tanah. Pastinya akan lebih merata dibandingkan dengan penggunaan pupuk padat. Tidak terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat. POC merupakan pupuk yang 100% berupa larutan maka secara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara dan juga menyediakan hara secara cepat (Priangga et al., 2013).
Pemanfaatan limbah cair ternak sebagai pupuk organik cair dapat dijadikan salah satu alternatif pengolahan limbah ternak menjadi produk yang bermanfaat dan mempunyai daya jual yang cukup menjanjikan. POC yang berasal dari urin ternak dinamakan Bio urine. Penggunaan bio urine sebagai POC dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik yang mempunyai efek samping terhadap tanah pertanian sangat berbahaya bila digunakan dalam jangka waktu yang lama dan dosis yang tidak tepat (Shadiq, 2007). Pembuatan bio urin termasuk sangat sederhana, bahan baku tersedia yang merupakan bahan buangan sehingga tidak memerlukan modal banyak. Menurut Sihotang (2001), satu ekor sapi dapat memproduksi urin sekitar 30-40 liter, sedangkan kotorannya bisa sampai 15 kg/hari.
Urin sapi mengandung unsur hara nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K) dan bahan organik yang berperan dalam memperbaiki struktur tanah (Hendriyatno et al. 2019). Selain itu mengandung zat perangsang tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh salah satunya adanya kandungan IAA (Indole Acid Acetate). Bau urin ternak yang khas juga dapat mencegah datangnya berbagai hama tanaman sehingga dapat dikatakan sebagai biopestisida.
Metode Pembuatan POC Urine (Bio Urine) (BPTP Kaltim)
Alat dan Bahan yang diperlukan
1. Urin ternak 150 liter
2. Empon-empon (serai wangi, temu lawak, kunyit,jahe) 1 kg
3. Starter (Thricoderma/EM 4) 250 ml
4. Gula merah 0,5 kg dilarutkan dalam 1 lt air
5. Drum kapasitas 200 lt
Cara Pembuatannya:
1. Empon-empon dipotong kecil-kecil
2. Masukkan campuran empon-empon ke dalam ember yang berukuran 10 lt
3. Tambahkan starter dan larutan gula merah ke dalam ember
4. Masukkan air jernih sebanyak 10 lt
5. Masukkan larutan yang sudah tercampur rata ke dalam drum yang berisi 150 lt urin ternak
6. Aduk campuran tersebut selama 15 menit
7. Drum ditutup rapat dan ditempatkan di bawah naungan yang tidak terkena sinar matahari langsung dan hujan
8. Pengadukan dilakukan setiap hari selama 15 hari
9. Setelah 15 hari urin siap digunakan
Aplikasi Bio Urin
1. Untuk tanaman semusim dan rumput bio urin diencerkan dengan air bersih dengan perbandingan 1:2. Penyemprotan dapat dilakukan setiap 2 (dua) minggu sekali.
2. Untuk tanaman industri dengan asumsi tanamannya baru ditanam dengan ketinggian rata-rata 80 cm, bio urine dan air bersih dicampur dengan perbandingan 1:1. Tanaman seperti sengon, turi, mahoni, nangka, ketapang, dll diberikan pupuk cair bio urine setiap 2 minggu.
REFERENSI
Hendriyatno, F., D. Okalia, dan M. Mashadi. 2019. Pengaruh pemberian POC urine sapi terhadap pertumbuhan bibit pinang betara (Areca Catechu L.). Agro Bali: Agricultural Journal, 2(2): 89-97.
Phrimantoro.1995. Pemanfaatan Urine Sapi Yang Difermentasi Sebagai Nutrisi Tanaman. Http:// agribisnis.deptan.go.id/Pustaka/Pengantar/pdf
Priangga, R., Suwarno, dan N. Hidayat. 2013. Pengaruh level pupuk organik cair terhadap produksi bahan kering dan imbangan daun-batang rumput gajah defeliosi keempat. Jurnal Ilmiah Peternakan: 1(1), 365-373.
Shadiq, F. 2007. Informasi Mengenai Bio Urine, Kurangi Pupuk Kimia Petani Jagung di Bali Gunakan Pupuk Bio Urine. BaliTv.com.
Sihotang, J. 2001. Kotoran Sapi Cibarusah pun Ke Amerika. Sinar Harapan, No. 3872, Edisi Jumat, 27 Juli 2001..
Sionita dan Junaidi PS. 2018. Pupuk Organik Cair BIO URINE. BPTP Kaltim. http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=1019&Itemid=59. Diakses pada tanggal 31 Desember 2021