Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang, silahkan tanyakan sesuatu

Mengenal Sistem RAISA, Budidaya Padi Untuk Lahan Rawa

  • 26/03/2024 13:50:21
  • By : Administrator
  • 1825
Mengenal Sistem RAISA, Budidaya Padi Untuk Lahan Rawa

Oleh:

Susmawati, SP, MP

Widyaiswara Ahli Madya

 

 

Ketahanan pangan merupakan tersedianya pangan utama (beras) di rumah tangga dan dipasaran dari hasil produksi nasional. Masyarakat mempunyai kemampuan untuk membeli beras dipasaran. Hal ini berarti terwujudnya swasembada pangan dan kedaulatan pangan. Dengan demikian negara kita tidak tergantung kepada negara lain pada pengadaan pangan

Untuk mengatasi keadaan ini pemerintah memanfaatkan potensi lahan potensial yang belum di usahakan seperti lahan rawa. Karena lahan rawa mempunyai areal yang cukup luas dan mempunyai ketersediaan air yang cukup banyak sesuai dengan kebutuhan tanaman padi. Daerah rawa mempunyai curah hujan rata-rata 3000-4000 mm per tahun (iklim tropis basah). Permasalahan utama lahan rawa adalah kondisi air belum dapat dikendalikan dan kesuburan tanahnya rendah. Lahan rawa mempunyai fungsi selain produksi juga sebagai pelestari lingkungan. Lahan rawa ini tergolong lahan yang marginal terutama lahan mempunyai jenis gambut.

Kalau pengelolaan lahan kurang hati-hati lahan rawa akan rusak dan tidak dapat balik. Kesalahan di dalam mengelola lahan rawa akan mengakibatkan kerusakan ekosistem, karena ekosistem lahan rawa memiliki hubungan timbal balik antara unsur yang ada didalam wilayahnya.

Walaupun demikian pengembangan lahan rawa merupakan salah satu modal yang sangat berharga untuk meningkatkan produksi pangan nasional, didalam mendukung program pemerintah untuk ketahanan pangan nasioal. Program tersebut dilakukan secara ekstensifikasi dan instensifikasi.

Pengambangan lahan rawa harus selalu memperhatikan ekosistem lingkungan agar tidak rusak, sehingga ketahanan pangan dapat terlaksana secara berkelanjutan. Pengembangan ini dapat dilakukan antara lain dengan Sistem RAISA.

Budidaya padi rawa intensif super dan aktual atau RAISA adalah pengelolaan tanaman terpadu pada padi rawa. Teknik budidaya padi ini menggunakan beberapa komponen penting yang menunjang pertumbuhan tanaman.

 

Pengelolaan tata air mikro

Pengelolaan air merupakah faktor utama untuk meningkatkan produksi lahan rawa. Lahan rawa banjir pada musim penghujan, dan kekeringan pada musim kemarau. Banjir disebabkan oleh curah hujan, banjir sungai dan khusus pasang surut juga oleh pasang surutnya air laut Pengelolaan air pada lahan rawa salah satunya dapat dilakukan dengan sistem pengelolaan tata air mikro, dimana ada tiga jenis system dengan keunggulan yang berbeda-beda.

 a. Sistem tata air satu arah dan tabat konservasi Sistem pengelolaan air ini bisa dilakukan saat musim kemarau. Keunggulannya yaitu dapat meningkatkan indeks pertanaman 200 sampai 300, bisa menggunakan pola tanam padi-padi atau padi-padi-kedelai, aliran air satu arah sehingga pencucian lebih intensif, dan produktivitas padi dapat meningkkat hingga 30 %.

b. Sistem tata air handil bersekat Keuntungan sistem pengelolaan air ini bisa meningkatkan indeks pertanaman 200, penggunaan pola tanam padi-padi, meningkatkan produktivitas padi hingga 50 persen, dan membuat menghindari kekeringan saat musim kemarau.

c.     Pholder dan pompanisasi Penggunaan sistem pengelolaan ini bisa mengurangi risiko gagal panen, meningkatkan intensitas pemanfaatan lahan, dan meningkatkan efisiensi usaha tani serta pendapatan. Mengatur cara tanam dan populasi tanaman Komponen budidaya padi sistem RAISA lainnya yaitu mengatur cara tanam dan populasi tanaman. Pada lahan rawa, biasanya menggunakan cara tanam benih langsung karena lebih mudah. Akan tetapi, tantangan cara menanam padi ini yaitu adanya cekaman abiotik. Penggunaan varietas unggul Varietas padi unggul yang bisa ditanam di rawa yaitu varietas inpari. Jenis padi ini memiliki produktivitas tinggi meskipun tumbuh di lahan marginal seperti rawa. Varietas inpari yang direkomendasikan, yaitu inpari 2, inpari 3, inpari 8, dan inpari 9. Meskipun demikian, inpari 30, inpari 42, dan inpari 43 juga dapat ditanam di lahan rawa.

 

Penggunaan pupuk hayati

Pupuk hayati adalah pupuk yang mengandung mikroba untuk meningkatkan penggunaan pupuk. Selain itu, pupuk hayati juga bisa meningkatkan kesehatan tanah karena mengandung bakteri penambat nitrogen, bakteri pelarut fosfat, dan bakteri yang bisa menghasilkan fitohormon.

 

Penggunaan ameliorasi dan remediasi

Ameliorasi lahan adalah pemberian bahan amelioran untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sementara itu remediasi adalah kegiatan pemulihan lahan yang mengalami kerusakan secara fisik, kimia, maupun biologi. Kedua kegiatan tersebut perlu dilakukan untuk meningkatkan keseburan tanah dan membuat lahan sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi.

 

Pemberian pupuk berimbang

Pemupukan berimbang membuat tanaman tumbuh dengan baik. Pemberian pupuk dilakukan sesuai kebutuhan tanaman. Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) terpadu Pengendalian OPT secara terpadu bisa menggunakan pestisida nabati maupun memanfaatkan musuh alami. Pengendalian dengan cara ini dinilai lebih aman untuk lingkungan.

 

Pemanfaatan alat dan mesin pertanian

Komponen budidaya padi sistem RAISA yang terakhir yaitu penggunaan alat dan mesin pertanian. Beberapa alat dan mesin yang bisa digunakan yaitu transplanter sebagai alat tanam dan combine harvester sebagai alat panen

 

Keuntungan Sistem RAISA

-       Meningkatkan produksi padi

-       Meningkatkan indeks pertanaman

-       Meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan pestisida

-       Menjaga kelestarian lingkungan

 

 

 

Referensi :

1.    https://technology-indonesia.com/pertanian-dan-pangan/inovasi-pertanian/pemupukan-berimbang-tingkatkan-produksi-padi/

2.    https://technology-indonesia.com/pertanian-dan-pangan/inovasi-pertanian/pemupukan-berimbang-tingkatkan-produksi-padi/

3.    https://agri.kompas.com/read/2023/02/05/182247484/mengenal-budidaya-padi-sistem-raisa-untuk-lahan-rawa?page=all

4.    BPTP Sumatera Selatan. 2019. Budidaya Padi Lahan Rawa

5.    Zainal Ridho Japar. 2019. Potensi Lahan Rawa Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional.