Oleh:
Asri Puspita Wardhani, M.Sc.
Widyaiswara Ahli Pertama – Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang
Email: [email protected]
Tanaman obat atau dikenal dengan nama biofarmaka adalah jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan atau pun mencegah berbagai penyakit. Khasiat obat sendiri mempunyai arti mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit tertentu atau jika tidak memiliki kandungan zat aktif tertentu maka tanaman obat dianggap memiliki sifat resultan/sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek mengobati. Penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara diminum, ditempel, dihirup sehingga kegunaannya dapat memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau rangsangan tanaman obat (biofarmaka) yang dapat digunakan sebagai obat, baik yang sengaja ditanam maupun tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut digunakan oleh masyarakat untuk diracik dan disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit.
Indonesia sebagai negara yang memiliki pelayanan kesehatan modern telah berkembang namun jumlah masyarakat yang memanfaatkan pengobatan tradisional tetap tinggi. Pemakaian tumbuhan dalam pengobatan ada pemakaian tunggal dan ada yang berupa ramuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan-bahan obat alami masih menjadi pilihan bagi masyarakat (Maulidiya dan Kasrina 2016). Beragam dan mudahnya bahan untuk tanaman obat yang sesuai untuk penderita penyakit di Indonesia, rasio resiko-kegunaan yang lebih menguntungkan penderita, dan adanya kelemahan obat-obatan kimia sintetis menjadikan tumbuhan obat memiliki prosepek dan peluang yang tinggi untuk dikembangkan. Potensi yang besar tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar nantinya dapat memberikan arti bagi pengembangan kesehatan di Indonesia.
Perlu upaya agar penggunaan tanaman obat dapat menunjang kebutuhan akan obat-obatan yang semakin mendesak dan untuk mendapatkan obat pengganti jika resistensi obat terjadi secara meluas. Penggunaan bahan alam sebagai obat (biofarmaka) cenderung mengalami peningkatan dengan adanya isu back to nature dan krisis ekonomi yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat terhadap obat-obat modern yang relatif lebih mahal harganya. Obat dari bahan alam juga dianggap hampir tidak memiliki efek samping yang membahayakan. Adanya kearifan lokal yang dimiliki, menyebabkan masyarakat pedesaan memiliki suatu keterampilan dalam memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang ada disekitarnya sebagai obat (Katili et al., 2015). Potensi tumbuhan obat asli Indonesia dapat terlihat dari kontribusinya pada produksi obat dunia (Novianti 2017).
Tanaman obat yang sudah umum dibudidayakan adalah tanaman yang menghasilkan rimpang antara lain jahe, kencur, dan temulawak. Saat ini pemanfaatan tanaman obat tersebut masih terbatas untuk minuman jamu dan bumbu masakan. Minuman jamu dewasa ini semakin kurang diminati karena rasanya pada umumnya pahit sehingga kurang disukai. Guna menarik minat konsumen perlu inovasi teknologi yang menghasilkan produk olahan yang diminati masyarakat luas mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Pembuatan aneka produk olahan berbasis tanaman obat adalah tepung temulawak, mie temulawak, cookies temulawak, minuman sari temulawak, stik kencur, minuman beras kencur, dan bidaran jahe. Diharapkan konsumsi produk-produk berbasis tanaman obat ini dapat memiliki fungsi tertentu pada saat dicerna, serta dapat memberikan peran dalam proses tubuh tertentu, seperti: memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah penyakit tertentu, membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit tertentu, menjaga kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan.
REFERENSI
1. Maulidiya, D., dan Kasrina. (2016). Pengembangan Modul Inventarisasi Tanaman Obat Pada Sistem Informasi Tanaman Obat Bengkulu. Jurnal Media Infotama Vol. 12 No. 2, 109-113.
2. Novianti, Dewi . 2017. "Potensi Dan Pengembangan Jenis Tanaman Obat Di Desa Meranjat Kecamatan Indralaya Selatan." Sainmatika. 14. No. 1 45-52.
3. Katili, AS., Latare, Z., dan Nauko, MC.2015. Inventarisasi Tumbuhan Obat dan Kearifan LokalMasyarakat Etnis Bune dalam Memanfaatkan Tumbuhan Obat di Pinogu, Kabupaten Bonebolango, Provinsi Gorontalo. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. Volume 1 No. 1.