(INTAN KURNIANINGRUM, S.P., M.T.P)
Mikroorganisme lokal adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya lokal. Larutan MOL mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman, serta mengandung unsur hara makro dan mikro (Purwasasmita 2009). Perbedaan antara MOL dan pupuk organik lainnya terutama yang dibuat oleh pabrik memiliki keunggulan, antara lain : bahan pembuatan MOL mudah didapat dan ramah lingkungan, cara pembuatan MOL lebih mudah dan ekonomis, masa produksi tanaman yang diberikan MOL lebih lama, buah yang dihasilkan lebih banyak dan ukuran buah relatif lebih besar (Aliksa, 2011). MOL dapat diperoleh dari berbagai bahan yang berada di sekitar kita seperti bonggol pisang, keong, terasi, pepaya, air kelapa, tulang ikan, rebung dan limbah dapur (Ricard, 2011). Bahan-bahan ini dikombinasikan dengan bahan lain sehingga diperoleh mikrooganisme yang banyak. Semakin banyak mikroorganisme pada bahan, proses dekomposisi bahan organik atau pengomposan semangkin cepat. Fungsi MOL sebagai bahan utama untuk mempercepat pengomposan bahan organik menjadi kompos (Panudju, 2011). Menurut Panudju (2011), MOL berfungsi sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman, yang dikembangkan dari mikroorganisme yang berada di tempat tersebut sehingga mampu menambah sumber nutrisi bagi tanaman. Maspary (2012) mengatakan bahwa ada 3 sumber nutrisi dalam pembuatan MOL, yakni :
1. Karbohidrat. Bahan ini dibutuhkan bakteri/mikroorganisme sebagai sumber energi untuk menyediakan karbohidrat bagi mikroorganisme, bisa diperoleh dari air cucian beras, singkong, kentang, gandung, bekatul dan lain-lain.
2. Glukosa. Bahan ini juga sumber energi bagi mikroorganisme yang bersifat spontan (mudah dimakan), glukosa bisa didapat dari gula pasir, gula merah, molasses, air gula, air kecap dan lain-lain.
3. Sumber bakteri (mikroorganisme lokal). Bahan yang mengandung banyak bahan mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman antara lain buah-buah busuk, sayur-sayuran busuk, keong mas, nasi, rebung bambu, bonggol pisang, urin kelinci, pucuk daun labu, tapai singkong, dan buah maja. Biasanya dalam MOL tidak hanya 1 jenis mikroorganisme di antaranya Rizobium sp., Azospirilium sp., Azotobacter sp., Pseudomonas sp., Bacillus sp., dan bakteri pelarut phospat. Kandungan bakteri dalam MOL dapat dimanfaatkan sebagai starter pembuatan kompos, pupuk hayati, bahkan pestisida organik. Dengan menggunakan bahan yang tersedia di lingkungan sekitar, MOL menjadi sangat murah (bonggol pisang dan air beras tidak perlu dibeli). Pemakaian pupuk organik yang dikombinasikan dengan MOL dapat menghemat penggunan pupuk kimia hingga 400 kg per musim tanam pada 1 Ha sawah. Waktu pembuatan MOL relatif singkat dan cara pembuatannya pun mudah. Selain itu, MOL juga ramah lingkungan (Panudju, 2011). Berikut ramuan bahan-bahan yang dapat dijadikan sebagai MOL :
1. Mol Nasi
Bahan yang diperlukan adalah nasi basi, secukupnya, air, 5 sendok makan gula pasir.
Cara membuat : kepal-kepal nasi basi sebesar bola pingpong, letakkan bola-bola nasi tersebut di dalam kardus, lalu tutup dengan dedaunan (misalnya daun pisang yang membusuk). Dalam jangka waktu 3 hari, akan tumbuh jamur-jamur berwarna kuning, jingga dan merah.
Cara Pengunaan : campurkan MOL nasi basi yang telah jadi dengan air dengan komposisi 1 : 5 liter, kemudian ditambahkan gula 1 ons. Siramkan pada bahan organik (bahan baku kompos) yang akan dikomposkan.
Cara penggunaan : semprotkan pada tanaman dengan konsentrasi larutan 400 cc dicampur air sebanyak 14 liter
2. Mol Keong Mas
Bahan : 5 kg keong mas yang masih hidup (segar), 1 kg gula merah atau buah maja yang telah matang 2 buah bias diganti dengan 1 liter cairan tebu, air kelapa 10 liter.
Cara membuat : keong mas ditumbuk hingga halus dan masukkan ke dalam tong sampah, campurkan dengan gula merah atau buah maja yang sudah dihaluskan atau air tebu, masukkan air kelapa dan aduk sampai merata, kemudian tutup rapat dengan plastic dan berikan slang plastic sambungan pada botol yang telah berisi air, diamkan selama 15 hari.
Cara Penggunaan :
a. Pengomposan : cairan/ ekstrak (MOL) keong mas dicampur air dengan konsentrasi 1 : 5 (artinya 1 liter cairan MOL dicampur dengan 5 liter air, kemudian tambahkan 1 ons gula merah aduk hingga rata dan siramkan pada bahan organik yang akan dikomposkan.
b. Penggunaan sebagai pupuk hayati: semprotkan pada tanaman dengan konsentrasi larutan 400 cc dicampur dengan air sebanyak 14 liter. Pada tanaman padi, sejak fase vegetative hingga generative pasca tanam yaitu hari ke 10,20,30 dan
3. Mol untuk Bioaktivator Kompos
a. Resep 1
Bahan 5 kg keong mas, 2 liter rumen sapi, 5 kg bonggol pisang, 5 kg limbah buah, 3 liter urine sapi, 2 liter air cucian beras, 1,5 liter air kelapa,dan terasi 125 g serta 2,5 kg gula merah
Cara pembuatannya : Rumen sapi diambil airnya dengan cara diperas isinya, kemudian keong mas , bonggol pisang dan limbah buah ditumbuk sampai halus (mesin penggiling), kemudian gula merah atau gula pasir sesuai perlakuan . Semua bahan yang telah halus dan bahan yang telah lainnya dimasukkan ke dalam drum plastik. Mencampurkan semua bahan aduk hingga merata, tutup dan berikan selang plastik yang disambungkan dengan botol kemasan 1500 ml yang diisikan air biasa sebanyak 500 ml. Diaduk satu kali sehari. Biarkan terfermentasi selama 20 -25 hari. Adapun ciri MOL yang sudah jadi : ketika dibuka tidak ada gas, bau MOL yang sudah matang seperti tape.
b. Resep 2
Bahan-bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut 5 kg keong mas, 2 liter rumen sapi, 5 kg bonggol pisang, 5 kg limbah buah, 3 liter urine sapi, 2 liter air cucian beras, 1,5 liter air kelapa, dan terasi 125 g serta 2,5 gula pasir.
Cara pembuatannya : Rumen sapi diambil airnya dengan cara diperas isinya, kemudian keong mas , bonggol pisang dan limbah buah ditumbuk sampai halus (mesin penggiling), kemudian gula merah atau gula pasir sesuai perlakuan . Semua bahan yang telah halus dan bahan yang telah lainnya dimasukkan ke dalam drum plastik. Mencampurkan semua bahan aduk hingga merata, tutup dan berikan selang plastik yang disambungkan dengan botol kemasan 1500 ml yang diisikan air biasa sebanyak 500 ml. Diaduk satu kali sehari. Biarkan terfermentasi selama 20 -25 hari. Adapun ciri MOL yang sudah jadi : ketika dibuka tidak ada gas, bau MOL yang telah matang seperti tape.
c. Resep 3
Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut 1 kg kentang, 20 liter air (5 liter untuk merebus kentang), 0,5 kg terasi, 5 kg katul, jus nanas (4 buah nanas), 2 kg isi rumen
Cara membuat : kentang dikupas, kemudian dipotong dadu selanjutnya direbus dengan air sampai mendidih. Air rebusan kentang (sari kentang) dicampurkan dengan sisa air 15 liter lalu rebus ditambahkan dengan terasi, dan molase hingga mendidih, kemudian tambahkan katul jagung aduk hingga merata kemudian dinginkan selama 1 malam. Kemudian masukkan air rebusan yang sudah dingin ke dalam ember/ tong tambahkan jus nanas di ember, jangan di aduk dulu. Masukkan rumen sapi kemudian diaduk hingga rata. Diamkan selama 3 jam lalu longgarkan tutupnya. Peram selama 7 hari.
4. Mol Sayuran
Bahan: limbah sayuran sebanyak 1 kg, gula merah 200 gram, air kelapa 2 L, air cucian beras 2 L
Cara pembuatan : cincang halus limbah sayuran kemudian dimasukkan dalam wadah, tambahkan larutan gula sebanyak 1 liter, tambahkan air kelapa 1 liter, tambahkan air cucian beras sebanyak 1 liter. Homogenkan semua campuran dengan limbah sayuran yang telah dicampurkan dengan larutan tersebut. Saring hasil dari semua campuran tersebut. Masukkan hasil saringan ke dalam dirigen dan tutup rapat. Lubangi penutup dirigen dan masukkan selang. Diamkan selama 14 hari untuk memfermentasi. Hasil dari fermentasi akan menghasilkan MOL sebanyak 3 liter.
Cara penggunaan:
Bahan organik yang akan dikomposkan sebanyak 1 kg, tambahkan MOL sebanyak 250 ml. homogenkan kemudian diamkan selama 4 minggu. Kompos yang sudah matang ditandai dengan warna coklat kehitaman menyerupai warna tanah, tekstur kering, dan bau seperti tanah
5. MOL Buah
Bahan : Bahan: limbah buah sebanyak 1 kg, gula merah 200 gram, air kelapa 2 L, air cucian beras 2 L
Cara pembuatan : cincang halus limbah sayuran kemudian dimasukkan dalam wadah, tambahkan larutan gula sebanyak 1 liter, tambahkan air kelapa 1 liter, tambahkan air cucian beras sebanyak 1 liter. Homogenkan semua campuran dengan limbah sayuran yang telah dicampurkan dengan larutan tersebut. Saring hasil dari semua campuran tersebut. Masukkan hasil saringan ke dalam dirigen dan tutup rapat. Lubangi penutup dirigen dan masukkan selang. Diamkan selama 14 hari untuk memfermentasi. Hasil dari fermentasi akan menghasilkan MOL sebanyak 3 liter.
Cara penggunaan:
Bahan organik yang akan dikomposkan sebanyak 1 kg, tambahkan MOL sebanyak 250 ml. homogenkan kemudian diamkan selama 4 minggu. Kompos yang sudah matang ditandai dengan warna coklat kehitaman menyerupai warna tanah, tekstur kering, dan bau seperti tanah
6. Mol Tapai Singkong
Bahan : 100gr tapai singkong, 200 gram gula pasir, 1 liter air
Cara pembuatan : masukkan tapai dan gula ke dalam wadah, lalu tambahkan air, homogenkan hingga bahan menjadi larut. Tutup wadah dengan rapat, fermentasikan hingga 4-5 hari sampai tercium aroma alcohol
7. MOL Limbah Daun Gamal
Bahan : daun gamal 3 kg, 400 gram gula merah, 4 liter air beras
Cara pembuatan : daun gamal dipotong-potong lalu ditumbuk kemudian dimasukkan ke dalam ember kapasitas 50 liter. Tambahkan gula merah sebanyak 400 gram yang sudah diiris halus. Masukkan 4 liter air beras. Homogenkan hingga merata. Tutup ember dengan plastik dan beri lubang udara dengan cara memasukkan selang plastik yang dihubungkan dengan botol yang sudah berisi air. Fermentasikan selama 2 minggu
8. MOL Bonggol Pisang
Bahan : bonggol pisang 3 kg, gula merah 1 kg, air beras 6 L
Cara pembuatan : bonggol pisang dipotong lalu ditumbuk. Tambahkan larutan air beras sebanyak 6 liter ke dalam ember yang berkapasitas 50 liter. Tambahkan 1 kg gula merah yang telah diiris-iris ke dalam air beras. Tutup rapat ember dengan plastic dan beri lubang udara dengan cara memasukkan selang plastic yang dihubungkan dengan botol yang sudah berisi air. Fermentasikan selama 2 minggu.
Cara penggunaan :
Penggunaan MOL dilakukan 15 hari setelah tanam dengan dosis 30 liter/Ha atau 15 ml/1000ml kemudian disemprotkan pada tanaman padi menggunakan sprayer.
REFERENSI
Aliksa. 2011. Sri Organik Consultant. Kabupaten Tasikmalaya. Jawa Barat.
Panudju, T. I. 2011. Pedoman Teknis Pengembangan Rumah Kompos.
Purwasasmita M. 2009. Mikroorganisme lokal sebagai pemicu siklus kehidupan dalam bioreaktor tanaman. Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia. 19 –20 Oktober 2009. Bandung (ID): SNTKI.
Ricard. 2011. Pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal). http://id.shvoong.com/ exact-scinces/agronomy-agriculture/2031453-pembuatan-mol mikro organisme/#ixzzl ulmSyTK0. Diunduh 9 November 2021.