Krisis air akibat perubahan iklim yang semakin tidak menentu kini menjadi ancaman serius bagi sektor pertanian. Untuk menghadapi tantangan ini, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengambil langkah proaktif dengan meluncurkan Program Pompanisasi, sebuah inisiatif yang dirancang untuk memastikan ketersediaan air di lahan-lahan pertanian.
Dari tanggal 23 hingga 25 Oktober 2024, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang menyelenggarakan Pelatihan Pompanisasi Angkatan IX bagi para petani di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tanta, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
Sebanyak 29 petani dari enam kecamatan. Kelua, Tanta, Muara Harus, Banua Lawas, Pugaan, dan Tanjung juga ikut ambil bagian dalam pelatihan yang sangat dinanti-nantikan ini.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam pernyataannya menegaskan bahwa pompanisasi merupakan solusi nyata dalam meningkatkan produktivitas pertanian, terutama di wilayah yang mengalami kekeringan dan sulit akses air.
“Pompanisasi memungkinkan lahan-lahan yang sebelumnya sulit mendapatkan air menjadi lebih produktif. Ini adalah langkah konkret kita untuk memastikan ketahanan pangan nasional di tengah ancaman perubahan iklim,” ujar Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, turut mendukung program ini. Ia menyoroti bahwa pengelolaan air yang baik sangat penting bagi keberlanjutan pertanian.
“Air adalah sumber daya yang tidak bisa ditawar. Tanpa pengelolaan yang tepat, produktivitas pertanian akan sangat terganggu. Melalui pelatihan ini, kami memastikan para petani memahami cara memanfaatkan air secara optimal agar tetap produktif,” jelas Santi.
Pelatihan ini diharapkan memberikan dampak nyata bagi para petani dalam menghadapi krisis air yang semakin meluas, termasuk di Kabupaten Tabalong.
Wahida Annisa Yusuf, Kepala BBPP Binuang, menegaskan bahwa pelatihan pompanisasi ini dirancang untuk membantu para petani mengatasi tantangan perubahan iklim yang memengaruhi ketersediaan air di lahan mereka.
“Krisis air adalah masalah global yang kita hadapi bersama. Teknologi pompa air yang diterapkan melalui program ini diharapkan menjadi solusi bagi para petani, sehingga mereka dapat meningkatkan produksi dan mempertahankan keberlanjutan sektor pertanian di tengah ketidakpastian iklim,” tutur Wahida.
Dengan pelatihan dan penerapan teknologi pompanisasi, para petani di Tabalong diharapkan mampu menghadapi tantangan krisis air dan tetap berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan nasional di masa depan.