(Barito Kuala/24 Juli 2024) - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) saat ini tengah fokus terhadap Program Upaya Khusus (UPSUS) Antisipasi Darurat Pangan di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Hal tersebut dilakukan agar Indonesia dapat berswasembada pangan dan menjadi lumbung pangan dunia.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa Program UPSUS Antisipasi Darurat Pangan terdiri dari tiga kegiatan. Yakni Optimasi Lahan (oplah), Pompanisasi dan Tumpang Sisip (tusip) lahan perkebunan.
Mentan Amran terus mendorong agar seluruh pihak untuk melakukan akselerasi dalam meningkatkan produksi dan produktivitas.
"Mimpi kita ke depan adalah mewujudkan Indonesia lumbung pangan dunia. Ingat, dulu kita pernah swasembada tiga kali berturut-turut dan yang melakukan akselerasi adalah kita semua, bukan Mentan saja dan upaya ini perlu melibatkan dukungan berbagai pihak mulai dari pusat, daerah, penyuluh dan petani,” tegasnya.
Menindaklanjuti arahan Mentan, BPPSDMP melalui Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluh) Kementan Bustanul Arifin Cayya melakukan Monitoring pelaksanaan Program Oplah di Kabupaten Barito Kuala (Batola) Provinsi Kalsel, Rabu (24/7/2024).
Dalam kunjungan tersebut Kapusluh didampingi oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan - Pertanian Pembangunan (SMK-PP) Negeri Banjarbaru, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalsel beserta jajaran, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Barito Kuala beserta jajaran dan para penyuluh pertanian dan petani setempat.
Dalam program ini, Target Optimasi Lahan untuk Kabupaten Batola di awal adalah 20.139 Ha. kemudian setelah dilakukan Survey Investigasi dan Design (SID) maka yang layak untuk diteruskan untuk desain dan konstruksi itu adalah 18.191 Ha.
Pelaksanaan Focus Group Discusion (FGD) sudah dilakukan bersama Kelompok Tani yang terlibat, menjadi target Calon Petani Calon Lokasi (CPCL).
Kontrak untuk target konstruksi sebesar 18.191 Ha, yang diawal akan dibagi dua karena targetnya 9.700 Ha setelah dilakukan kordinasi dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Batola disatukan kontraknya. Sampai saat ini kelengkapan berkas dokumen kontrak belum bisa didaftarkan, dikarenakan kegiatan dilapangan masih belum semua petani melakukan panen.
Kapusluh Bustanul Arifin Caya pada kesempatannya menyampaikan arahan bahwa apapun itu kegiatan Kementan diantaranya adalah Optimalisasi fungsi lahan, meningkatkan produksi, meningkatkan kesejahteraan petani itu semua harus didukung, seperti yang sudah dilakukan petani di Kabupaten Batola adalah tujuannya untuk meningkatkan produksi.
Terbukti dengan inovasi dan teknologi padi apung terbukti dapat meningkatkan produksi.
“inovasi ini Bapak Mentan akan sangat senang mendengarnya, karena saat ini kita dalam kondisi darurat pangan. Apapun itu, kita lakukan agar mampu meningkatkan produksi dan meningkatkan kesejahteraan petani”, ungkap Bustanul.
Bustanul berpesan kepada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Batola untuk lebih cermat dalam melaporkan realisasi program Luas Tambah Tanam (LTT) dan Perluasan Areal Tanam (PAT).
Jangan sampai terjadi ketidakseimbangan antara LTT dan PAT, padahal laporan itu adalah untuk peningkatan Indeks Pertanaman (IP).
“Realisasi dilaporan harus memperlihatkan bahwa ada intervensi dari kita, dan kita pastikan musim tanam pertama, kedua sampai akhir tahun Kabupaten Batola meningkat produksi dan IP nya, buat apa kita laporkan realisasinya bagus tetapi hasil akhirnya tidak meningkat” pungkas Bustanul.
(Angga Bayu)