(Barito Kuala, 24 Juli 2024) - Ketersediaan pangan dan jaminan produktivitas harus terus berjalan. Ditengah krisis pangan yang melanda beberapa dunia, jaminan keamanan pangan pun terus ditingkatkan oleh insan pertanian di Indonesia.
Seperti yang tengah dilakukan dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan adalah dengan melaksanakan panen padi apung varietas siam madu.
Panen padi apung berlokasi di lahan milik petani Desa Sampurna, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Batola.
Tampak hadir pada kegiatan panen padi apung, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalimantan Selatan Bapak H. Syamsir Rahman beserta jajarannya, didampingi Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Kementerian Pertanian (Kapusluhtan Kementan) Bapak Bustanul Arifin Caya bersama Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang Ibu Wahida Anisa Yusuf, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Batola beserta jajaran dan hadir juga perwakilan dari Bank Indonesia perwakilan Kalimantan selatan. Rabu , (27/07/2024).
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan melalui Upaya Optimalisasi Lahan, Pemanfaatan Lahan Tidur atau Tidak Produktif dan Pompanisasi upaya-upaya seperti ini, Indonesia mampu menjaga inflasi dengan baik. Saat ini inflasi tercatat di angka 2,5 persen saat negara lain seperti Turki mencapai 75 persen bahkan 100 persen di Argentina.
“Ingat, tidak ada pangan, tidak ada negara, tidak ada peradaban. Mati hidup negara ditentukan oleh pangan. Jadi harus melakukan upaya-upaya untuk menjaga inflasi dengan baik yaitu terus menerus melakukan perubahan dan tindakan nyata salah satunya Optimalisasi Lahan baik lahan yang tersedia maupun Lahan Tidur,Lahan tidak Produktif dan juga Pompanisasi” ujar Amran.
Sejalan dengan Mentan Plt. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan pertanian itu harus menghasilkan.
“Saya tidak bosan mengingatkan, sektor pertanian merupakan tumpuan dan harapan bagi kelangsungan hidup bangsa. Oleh karenanya, pertanian tidak boleh berhenti dengan meningkatkan produktivitas pertanian dan jangan membiarkan ada lahan-lahan kosong ataupun telantar “ ujar Dedi.
Syamsir mengatakan hari ini petani di Kecamatan Jejangkit Kabupaten Batola membuktikan bahwa mereka bisa panen padi apung dengan hasil ubinan mencapai 6,9 ton/hektare.
Hasil panen ini tergantung perawatan dan petani harus rajin dalam pemeliharaannya serta pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
Pihaknya pun mengucapkan terima kasih kepada petani Batola yang sudah sangat rajin membudidayakan padi apung dan kepada petani yang belum mendapat program ini kedepannya akan dibimbing kembali oleh para penyuluh pertanian.
“Budidaya padi apung ini adalah solusi dan inovasi yang sudah teruji yang mana disaat petani di Kabupaten Batola khususnya di Kecamatan Jejangkit mengalami kebanjiran hampir selama 6 bulan dalam setahun. Sehingga, mereka tidak bisa melakukan penanaman padi secara konvensional, tetapi petani disini dapat menanam padi dengan memanfaatkan lahan lahan kosong yang tergenang air disekitar rumahnya dengan inovasi padi apung", paparnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Batola, Murniati menyebutkan bahwa budidaya padi apung varietas siam madu di Kecamatan Jejangkit ini dapat tumbuh dengan baik, ini tidak lain adalah usaha dan perawatan yang baik dari para petani dan penyuluh di wilayahnya. Petani di wilayahnya sungguh sungguh dalam melakukan budidaya padi apung ini.
“Padi apung ini adalah solusi, disaat untuk tanam padi konvensional mengalami kemunduran waktu tanam hingga bulan Juli, sedangkan untuk padi apung sendiri dapat dilakukan penanaman di awal tahun dan dapat dilakukan penanaman hingga tiga kali tanam dalam satu tahun,” terang Murniati.
(Angga Bayu)