BATOLA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong program pompanisasi guna mengoptimalkan penyediaan air di wilayah pertanian.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif utama Kementan, selain Perluasan Areal Tanam (PAT), Optimalisasi Lahan (Oplah), dan Pertanian Modern.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
“Pompanisasi bertujuan menyediakan air ke lahan pertanian, sehingga mampu mendukung perluasan areal tanam. Kami sepenuhnya mendorong program ini demi meningkatkan produksi pertanian,” ujar Mentan Andi Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, turut mendukung penuh pelaksanaan program tersebut. Menurutnya, ketersediaan air menjadi faktor kunci dalam meningkatkan produktivitas.
“Melalui program ini, kami memastikan para petani mendapat pelatihan serta pendampingan teknis terkait pengelolaan air secara efisien. BPPSDMP juga akan memaksimalkan sumber daya manusia di lapangan untuk kesuksesan program ini,” jelas Santi.
Sebagai bagian dari dukungan terhadap program Kementan, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, di bawah UPT BPPSDMP, mengadakan Pelatihan Tematik Pompanisasi di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Wanaraya, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari, dari 12 hingga 14 Oktober 2024, ini diikuti oleh 28 petani setempat.
Kepala BBPP Binuang, Wahida Annisa Yusuf, secara resmi membuka acara tersebut bersama Koordinator BPP Wanaraya, Sukirman, dan Widyaiswara dari BBPP Binuang.
Wahida menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan langkah penting dalam membekali para petani dengan keterampilan mengelola pompanisasi.
“Antusiasme peserta sangat tinggi. Ini menunjukkan dukungan penuh terhadap optimalisasi pertanian melalui teknologi pompa air. Kementan berkomitmen memastikan program ini memberikan dampak langsung pada peningkatan produktivitas lahan,” ungkap Wahida.
Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan manfaat langsung bagi para petani dan tenaga teknis di lapangan, khususnya dalam mendukung penyediaan air di lahan-lahan pertanian yang selama ini tidak produktif. (KAS)