Oleh:
Asri Puspita Wardhani, M.Sc.
Widyaiswara Ahli Pertama – Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang
Email: [email protected]
Ciplukan (Physalis angulata L.) adalah umbuhan asli Amerika yang kini telah tersebar secara luas di daerah tropis di dunia. Di Jawa tumbuh secara liar di kebun, tegalan, tepi jalan, kebun, semak, hutan ringan, tepi hutan. Buah ciplukan berbentuk telur, panjangnya sampai 14 mm, hijau sampai kuning jika masak, berurat lembayung dan memiliki kelopak buah. Rentang warna buah ciplukan yang tumbuh di Indonesia cukup beragam. Mulai dari putih, hijau muda, kuning, oranye, hingga semburat ungu.
Secara tradisional ciplukan sudah lama sebagai tanaman obat di nusantara. Bukan hanya buah yang bermanfaat, mulai akar, batang, hingga daun. Beberapa penelitian menunjukkan, bagian-bagian tanaman ini berpotensi jadi obat untuk memperkuat daya tahan tubuh dan memerangi berbagai penyakit. Ciplukan merupakan tanaman yang mengandung asam sitrat, Physalin terpen/ sterol, saponin, flavonoid dan alkaloid. Flavonoid, alkaloid dan terpenoid adalah molekul semipolar yang dapat difraksinasi dengan kloroform dari ekstrak etanol 70% (Sunaryo, Hadi, Kusmardi dan Wahyu Trianingsih, 2012). Penelitian pra-klinik fraksi etanol daun Physalis angulata L. pada mencit putih, menunjukkan bahwa fraksi etanol daun Physalis angulata L. mempunyai aktivitas antidiabetes pada kisaran dosis antara 10mg/kgBB sampai 100 mg/kgBB Physalis angulata L. telah diketahui mengandung berbagai macam senyawa, antara lain adalah asam klorogenat, asam elaidat, asam sitrat, asam malat, tanin, kriptoxantin, fisalin, saponin, terpenoid, flavonoid, polifenol, alkaloid dan steroid (Abeeleh, M.A et al., 2009).
Menurut Nuswantoro (2020), seluruh bagian tanaman ciplukan memiliki manfaat bagi kesehatan. Akar ciplukan dapat berfungsi sebagai obat cacing dan penurun demam, daun untuk penyembuhan patah tulang, busung air, bisul, borok, penguat jantung, keseleo, nyeri perut, dan kencing nanah. Buah untuk mengobati epilepsi, sukar buang air, dan penyakit kuning. Selain itu, senyawa aktif yang terkandung dalam ciplukan antara lain saponin, flavonoid, polifenol, dan fisalin. Sejumlah penelitian menyebutkan, ciplukan memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemi, antibakteri, antivirus, imunostimulan, imunosupresan, antiinflamasi, antioksidan, dan sitotoksid.
Referensi:
Abeeleh, M.A., Ismail, Z.B., Alzaben, K.R, Abu-Halaweh, S.A., Al-Essa, M.K., Abuabeeleh, J 2009, “Induction of diabetes mellitus in rats using intraperitoneal streptozotocin : a comparison between 2 strains of rats”, European Journal of Scientific Research, vol. 32, no.3, pp 398-402.
Baedowi, 1998, Timbunan Glikogen dalam Hepatosit dan Kegiatan Sel Beta Insula Pancreatisi Tikus Putih (Rattus norvegicus) Akibat Pemberian Ekstrak Daun Ciplukan, Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia IX, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 139.
Sunaryo, H., Kusmardi, Trianingsih, W. 2012. Uji Aktivitas Antidiabetes Senyawa Aktif Dari Fraksi Kloroform Herba Ciplukan (Physalis Angulata L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Dan Perbaikan Sel Langerhans Pankreas Pada Mencit Yang Diinduksialoksan. Farmasains, 1 (5). Pp. 246-251.
Januário, Filho, Petro, Kashima, Sato, and França, 2000, Antimycobacterial Physalins from Physalis angulata L. (Solanaceae), Phytotherapy Res, 16(5): 445 – 448.
Nuswantoro. 2020. Mengenal Ciplukan, Si Mungil yang Kaya Manfaat. https://www.mongabay.co.id/2020/07/07/mengenal-ciplukan-si-mungil-yang-kaya-manfaat/. Diakses tanggal 25 November 2023.