Kementerian Pertanian terus berusaha bangkit dan optimis menghadapi fenomena alam El-Nino.
Untuk memastikan dampak El Nino tidak terlalu meluas untuk sektor pertanian, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menyampaikan sejumlah strategi menangani El Nino.
"Penanganan dampak El Nino adalah penting. sebab, berkurangnya air dapat mengganggu produktivitas pertanian," ungkap Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nuryamsi.
"Selain itu, percepatan tanam, segera lakukan (tanam), manfaat kan air yang ada," paparnya.
Menindaklanjuti hal tersebut,Gerakan Nasional (Gernas) tanam padi mengantisipasi dampak El-Nino di Kalimantan Selatan pun terus berjalan. Setiap kabupaten/kota berupaya optimal memenuhi target, agar luasan tanam bertambah dan produksi meningkat. Tujuannya, agar penurunan produksi karena gagal panen dan kesulitan tanam yang disebabkan oleh El-Nino dapat ditutupi.
Tak terkecuali Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Kabupaten dengan 89% lahan pertaniannya adalah lahan rawa lebak. Seluruh pemangku kepentingan berupaya optimal agar lahan dapat diproduktifkan. Hasilnya, target luasan tanam hampir tercapai dan akan terus dipacu untuk segera terealisasi.
Hal ini tergambar dalam syukuran panen dan tanam padi di Desa Hambuku Pasar, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten Hulu Sungai Utara pada Senin 25 September 2023 lalu.
Kegiatan panen dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten HSU yang mewakili Pj, Bupati HSU, Sesditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi, Kepala Dinas Pertanian HSU, Perwakilan UPT Lingkup Kementerian Pertanian, Muspika Kecamatan Sungai Pandan dan para penyuluh BPP Sungai Pandan.
Kegiatan diawali dengan panen simbolis oleh para undangan dilanjutkan dengan tanam padi secara manual.
Secara keseluruhan, lahan pertanian di Desa Hambuku Pasar seluas 143 hektare dan seluas 130 hektare diantaranya sudah tertanami. Adanya kemarau yang lebih panjang, memberikan hikmah bagi para petani rawa, karena lahan yang dalam beberapa tahun terakhir tidak bisa tertanami, pada tahun ini dapat dimanfaatkan dengan lebih optimal. Beberapa hektare yang belum tertanami berada pada posisi paling dalam, yang walaupun kemarau sudah cukup panjang terjadi, namun air belum surut.
Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Kabupaten HSU menyampaikan bahwa pada lahan rawa lebak, khususnya di HSU yang mendominasi sebanyak 89% dari seluruh areal sawah, musim kemarau menjadi berkah tersendiri. Ketika wilayah lain mengalami kesulitan akibat kekeringan dan keterbatasan air, wilayah Kabupaten HSU justeru dapat bertanam dengan baik dan berproduksi dengan baik.
Penulis: Angga Bayu Saputra, S.ST, M.I.Kom (Widyaiswara Ahli Muda BBPP Binuang)