Intan Kurnianingrum, S.P., M.T.P
Sabut kelapa merupakan limbah pasca panen dari pohon kelapa yang masih jarang dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk organik. Saat ini sabut kelapa diolah menjadi cocofiber dan cocopeat. Cocofiber merupakan serat sabut kelapa yang Panjang dan kuat digunakan untuk pembuatan produk jok mobil, keset, dan sebagainya. Sedangkan cocopeat adalah serat pendek dan debu yang digunakan sebagai media tanam. Kandungan bahan organik sabut kelapa yaitu 30% serat yang kaya dengan unsur kalium dan fosfor sebanyak 2 %. Sabut kelapa juga mengandung unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na) dan fosfot (P) (Sari, 2015). Kalium dalam sabut kelapa dapat larut di dalam air sehingga menghasilkan air rendaman yang mengandung unsuk K. Hasil rendaman tersebut yang nantinya dapat digunakan sebagai pupuk pengganti pupuk KCL untuk tanaman.
Adapun keuntungan dan kerugian penggunaan limbah sabut kelapa sebagai pupuk organik terhadap lingkungan dapat dilihat pada table di bawah ini :
No. |
Keuntungan |
Kerugian |
1 |
Kandungan unsur hara kalium dan nitrogen tinggi |
Kandungan bahan organik (seluloda, pektin, hemiselulosa) yang tinggi |
2 |
Kandungan kalium yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman |
Dekomposisi kandungan bahan organic memerlukan waktu yang lama |
3 |
Kandungan nitrogen yang tinggi akan meningkatkan unsur fosfor dalam tanah |
Dekomposisi memerlukan bantuan mikroba tertentu yang dapat mempengaruhi komposisi unsur hara |
4 |
Memperbaiki dan menjaga struktur tanah |
Penggunaan dalam jumlah yang lebih banyak |
5 |
Aman dipakai dalam jumlah besar |
Mengakibatkan residu pada tanah |
Untuk dijadikan sebagai pupuk organic cair dari sabut kelapa yang harus disiapkan adalah sebagai berikut (Sari, 2021):
Alat dan bahan:
1. Drum/ tong air/jerigen
2. Pisau/parang
3. Sabut kelapa 1 kg
4. Air 100 liter
5. Gula merah 100 gram
6. Decomposer (EM 4) 15 ml
Cara Pembuatan:
1. Pisahkan sabut kelapa dari buahnya, uraikan sabut yang masih melekat lalu masukkan dalam wadah,
2. Larutkan gula merah dengan 10 liter air di dalam wadah terpisah,
3. Campurkan decomposer ke dalam larutan gula merah,
4. Tuangkan campuran tersebut ke wadah berisi sabut kelapa, kemudian tutup rapat,
5. Buka wadah tiap pagi untuk membuang gas,
6. Simpan di tempat yang tidak terkena matahari langsung, fermentasikan selama kurang lebih 2 minggu,
7. Pada hari ke 15, buka tutupnya. Jika warna air rendaman sudah berubah menjadi kecoklatan agak kehitaman/kuning gelap pertanda POC sudah siap digunakan
Aplikasi POC Sabut Kelapa
1. Aplikasi pada akar, encerkan larutan POC sabut kelapa dengan air bersih pada perbandingan 1 : 3, Kocorkan/ siramkan pada tanaman satu minggu sekali;
2. Aplikasi pada daun, encerkan larutan POC sabut kelapa dengan air bersih pada perbandingan 1 : 5, kocorkan/siramkan pada bagian daun dan batang satu minggu sekali;
3. Aplikasi pada tanaman padi baik digunakan pada umur tanaman masa generative agar kebutuhan hara tanaman padi tercukupi dalam pembentukan bulir padi;
4. Aplikasi POC sabut kelapa sangat baik diberikan pada tanaman masa penyemaian agar dapat merangsang perakaran dan batang tanaman.
REFERENSI
Sari S.Y. 2015. Pengaruh Volume Pupuk Organik Cair Berbahan Dasar Serabut Kelapa Berbahan Cair Terhadap Pertumbuhan Hasil Panen Sawi Hijau. Skripsi. Universitas Sanata Dharma.Yogyakarta.
Sarim DY. 2021. Studi Potensi Pemanfaatan Limbah Sabut Kelapa Sebagai Pupuk Organik. Skripsi Universitas Hasanuddin, Makasar