Please ensure Javascript is enabled for purposes of Kementerian Pertanian RI
1
Chatbot
Selamat datang, silahkan tanyakan sesuatu

Pompanisasi, Solusi Kementan Hadapi Kekeringan dan Perubahan Iklim

  • 19/10/2024 13:00:00
  • By : Administrator
  • 70
Pompanisasi, Solusi Kementan Hadapi Kekeringan dan Perubahan Iklim

PENAJAM – Krisis air akibat perubahan iklim yang semakin ekstrem kini menjadi ancaman serius bagi sektor pertanian.

Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan Program Pompanisasi, sebuah inisiatif yang dirancang guna meningkatkan ketersediaan air dan produktivitas lahan, terutama di daerah rawan kekeringan.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan bahwa program ini merupakan langkah nyata untuk menjawab tantangan ketersediaan air di sektor pertanian.

“Pompanisasi memungkinkan lahan yang sebelumnya kekurangan air menjadi lebih produktif. Ini adalah solusi konkret dalam menjaga keberlanjutan pertanian di tengah krisis iklim,” jelasnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menambahkan bahwa pelatihan bagi petani sangat penting dalam memastikan keberhasilan program ini.

“Pengelolaan air yang baik menjadi kunci utama. Lewat pelatihan, kami membantu petani memahami cara memaksimalkan penggunaan teknologi pompa air agar hasil pertanian tetap optimal,” ujar Santi.

Kalimantan Timur, khususnya Kabupaten Penajam Paser Utara, termasuk wilayah yang terdampak krisis air. Untuk itu, pelatihan pompanisasi diadakan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Penajam pada 17-19 Oktober 2024, diikuti oleh 30 petani dari kecamatan Babulu, Waru, dan Penajam.

Pelatihan ini bertujuan agar petani dapat memanfaatkan teknologi pompa air secara efektif dalam menghadapi kekeringan.

Kepala Dinas Pertanian Penajam Paser Utara, Andi Trasodiharto, menekankan pentingnya pompanisasi di wilayah yang sebagian besar masih mengandalkan irigasi tadah hujan.

“Program ini akan mempercepat peningkatan produksi di lahan-lahan yang selama ini bergantung pada curah hujan,” jelasnya.

Kepala BBPP Binuang, Wahida Annisa Yusuf, juga menyatakan bahwa teknologi pompa air merupakan jawaban bagi daerah-daerah yang mengalami kekurangan air.

“Krisis air semakin nyata, dan kami harap teknologi ini dapat membantu para petani tetap produktif meskipun menghadapi tantangan tersebut,” ungkap Wahida.

Program pompanisasi diharapkan tidak hanya mendukung peningkatan hasil pertanian, tetapi juga membantu petani menghadapi dampak perubahan iklim, sehingga sektor pertanian tetap berkelanjutan di masa depan.